Seperti halnya kegiatan (nincak endog) meginjak telur upacara ini juga
memiliki arti dan menasihati kedua mempelai, saweran atau nyawer dalam arti
bahasa sunda atau kegiatan melempar benda-benda yang khusus menjadi syarat
nyawer, alat-alat tersebut bisa di sebut sebagai bokor.
Nah alat-alat (bokor) yang harus di sediakan saat nyawer adalah
beras,kunyit yang sudah di potong kecil, uang logam atau uang lembaran, peremen
dan kadang kala di kota-kota tertentu seperti sumedang dan sekitarnya menambah
alat-alatnya seperti dorprize ataupun mie yang di lemparkan saat nyawer,
kebayang kan kalau kena kepala :) hehe , tapi adat ini memang seru untuk di
lakukan selain saling ricuh ingin mendapatkan hasil saweran juga bisa menjadi
tujuan kedua keluarga mempelai semakin dekat dan bahagia bersama.
Tidak lupa tembang (lagu) dalam bahasa sunda yang punya karakteristik bikin
merinding akan melengkapi proses dalam saweran tersebut.
Mula-mula setelah adat yang lain telah di bereskan kemudian kedua mempelai
di tuntun untuk duduk bersama dan di kawal oleh sebuah payung yang di pegang
oleh laki-laki yang bertujuan agar melindungi pengantin, saat sawer payung itu
di putar-putar sehingga uang,logam beras dan yang lainnya tidak mengenai kedua
mempelai. Upacara nyawer dipimpin oleh juru sawer. Juru sawer menaburkan
alat-alat (bokor) pada kedua pengantin diselingi tembang,dan tembang
tersebut dinyanyikan pula oleh juru sawer.
saweran (nyawer) –
upacara adat sunda saweran – philosophy saweran – saweran translet bahasa sunda
Makna upacara saweran adalah agar kedua mempelai saling memberi dan
menasihati serta mend’oakan kedua mempelai agar hidup dalam kesejahterahan,
keamanan dan saling rukun dalam berkeluarga, hingga akhir hayat. Wallahu’alam